Moh. Nurwahib, SP.
Larutan penyangga atau larutan buffer
adalah larutan yang dapat mempertahankan pH tertentu terhadap usaha
mengubah pH, seperti penambahan asam, basa, ataupun pengenceran. Dengan kata
lain pH larutan penyangga tidak akan berubah walaupun pada larutan tersebut
ditambahkan sedikit asam kuat, basa kuat atau larutan tersebut
diencerkan.
Dalam berbagai aktifitas yang melibatkan
reaksi-reaksi dalam larutan seringkali diperlukan pH yang harganya tetap.
Misalnya kita memerlukan suatu larutan dengan pH = 4 selama melakukan percobaan,
dan pH-nya tidak berubah-ubah.
Cairan dalam tubuh kita juga pH-nya harus
tetap dijaga, yaitu pada harga 7,4. apabila pH-nya berubah misalnya kurang dari
7,0 atau lebih dari 7,8, hal tersebut akan sangat membahyakan bagi tubuh kita
bahkan dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, cairan dalam tubuh kita
harus memiliki sifat sebagai larutan penyangga sehingga dapat mempertahankan pH
cairan tubuh walaupun tubuh kita menerima berbagai penambahan, misalnya zat
yang mengandung asam atau basa.
Untuk
lebih memahami tentang larutan penyangga, lakukanlah kegiatan berikut :
Jika ke dalam air ditambahkan asam atau basa
kuat maka harga pHnya akan berubah secara drastis. Misalnya ke dalam 100 mL air
ditambahkan 10 mL HCl 0,1 M, maka pH air akan berubah dari 7 menjadi sekitar 2.
kemudian apabila ke dalam larutan tersebut ditambahkan larutan NaOH 0,1 M
sebanyak 11 mL, maka pH akan melonjak menjadi sekitar 11. Adakah pH atau sistem
yang pH-nya tidak berubah secara drastis bila ditambah sedikit asam atau basa,
atau diencerkan?
A. Alat dan Bahan
• Alat:
– Labu Erlenmeyer 100 mL 2 buah
– Pipet tetes 2 buah
– Gelas ukur 50 mL 2 buah
– Tabung reaksi 6 buah
• Bahan:
– Larutan HCl 0,1 M
– Larutan NaOH 0,1 M
– Larutan CH3COOH 0,1 M
– Larutan CH3COONa 0,1 M
– Larutan NH4Cl 0,1 M
– Larutan NH3 0,1 M
– Indikator universal
B. Prosedur Percobaan
1. Siapkan 6 buah tabung reaksi dan beri
nomor. Isilah tabung 1 dan 2 masingmasing 2 mL akuades, kemudian tetesi dengan
2 tetes indikator universal
2. Tambahkan larutan HCl 0,1 M tetes demi
tetes pada tabung pertama sampai terjadi perubahan warna. Catat jumlah tetes
yang dipakai pada tabel pengamatan.
3. Pada tabung kedua tambahkan tetes demi
tetes larutan NaOH 0,1 M sampai terjadi perubahan warna. Catat kembali jumlah
tetes yang dipakai pada table pengamatan.
4. Isilah tabung reaksi 3 dan 4
masing-masing dengan campuran 1mL larutan CH3COOH 0,1 M dan 1 mL larutan CH3COONa
0,1 M, tambahkan 2 tetes indicator universal.
5. Pada tabung ketiga tambahkan larutan
tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna yang sama dengan tabung 1.
Catat jumlah tetes yang diperlukan pada tabel pengamatan.
6. Pada tabung 4 tambahkan larutan NaOH
0,1 M tetes demi tetes sampai terjadi perubahan warna yang sama dengan tabung 2
dan catat jumlah tetes yang digunakan
7. Isilah tabung 5 dan 6 masing-masing
dengan campuran larutan NH3 0,1 M dan NH4Cl 0,1 M, tambahkan 2 tetes indikator
universal.
8. Lakukan seperti langkah ke-5 dan ke-6
untuk tabung 5 dan 6.
Tabel Hasil Pengamatan
No
Tabung
|
Larutan
|
Ion dalam Tabung
|
Larutan yang ditambahkan
|
Volume yang diperlukan sampai warna
berubah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar