Oleh : Moh. Nurwahib, SP.
A. KONSEP KESETIMBANGAN DINAMIS
1. Reaksi berkesudahan dan dapat balik
Berdasarkan arahnya, reaksi dapat dibedakan menjadi
reaksi berkesudahan (irreversible/ satu arah) dan reaksi dapat balik (reversibel/
dua arah). Pada reaksi berkesudahan, hasil reaksi tidak dapat diubah lagi
menjadi zat pereaksi. Misalnya, pada reaksi pembakaran kayu atau proses
pengkaratan besi. Abu atau
arang hasil pembakaran tidak dapat diubah
kembali menjadi kayu seperti semula.
Di lain pihak, ada reaksi dapat balik, yaitu
reaksi yang berlangsung dalam dua arah. Artinya, zat-zat hasil reaksi dapat
bereaksi kembali membentuk zat pereaksi. Sebagai contoh, reaksi antara timbal
(II) sulfat dengan natrium iodida.
• Jika
serbuk timbal (II) sulfat direaksikan dengan larutan natrium iodida, terbentuk endapan
kuning dari timbal (II) iodida:
PbSO4 (s) + 2 NaI (aq) → PbI2 (s) + Na2SO4 (aq)
•
Sebaliknya, bila endapan timbal (II) iodida direaksikan dengan larutan natrium sulfat
, maka akan terbentuk kembali endapan timbal (II) sulfat yang berwarna putih:
PbI2 (s) + Na2SO4 (aq) → PbSO4 (s) + 2 NaI
(aq)
• Kedua
reaksi tersebut dapat digabungkan sebagai berikut :
PbSO4 (s) + 2NaI (aq) ↔ PbI2 (s) + Na2SO4 (aq)
Penulisan reaksi bolak balik ditandai dengan
dua panah yang arahnya berlawanan. Dengan demikian, pada reaksi tersebut
terjadi proses kesetimbangan dinamis, yaitu proses bolak balik yang
lajunya sama untuk kedua arah.
2. Keadaan setimbang
Meskipun sebagian besar reaksi bersifat
reversibel, akan tetapi tidak semua reaksi dapat balik bisa menjadi reaksi
setimbang. Agar suatu reaksi dapat mencapai kondisi setimbang, diperlukan
beberapa syarat, antara lain:
a· Berupa reaksi bolak-balik
Suatu reaksi dapat menjadi reaksi
kesetimbangan jika reaksi baliknya dapat dengan mudah terjadi secara bersamaan.
Terkadang kita memerlukan adanya pengaruh dari luar agar suatu reaksi menjadi
dapat balik. Pada umumnya, reaksireaksi homogen (reaksi yang fasa-fasa pereaksi
dan hasil reaksinya sama) akan lebih mudah berlangsung bolak balik dibandingkan
dengan reaksi yang heterogen.
Contoh:
N2 (g) + 3H2 (g) ↔ 2NH3 (g)
Biasanya, reaksi heterogen hanya dapat
berlangsung bolak balik pada suhu tinggi.
Contoh:
CaCO3 (s) → CaO (s) + CO2 (g)
b. Bersifat dinamis
Suatu reaksi kesetimbangan tidaklah statis,
melainkan bersifat dinamis. Artinya, secara makroskopis reaksi berlangsung
terus menerus dalam dua arah dengan laju yang sama. Karena laju pembentukan zat
ke ruas kanan sama dengan laju pembentukan zat ke ruas kiri, maka pada keadaan
setimbang jumlah masingmasing zat tidak lagi berubah, sehingga reaksi tersebut
dianggap telah selesai.
Berlangsungnya suatu reaksi secara
makroskopis dapat dilihat dari perubahan suhu, tekanan, konsentrasi, atau
warnanya; sementara perubahan dalam skala mikroskopis atau molekul tidak dapat
teramati.
c. Dilakukan dalam sistem tertutup
Kesetimbangan kimia hanya dapat berlangsung
dalam sistem tertutup. Sistem tertutup adalah suatu sistem reaksi dimana baik
zat-zat yang bereaksi maupun zatzat hasil reaksi tidak ada yang meninggalkan
sistem. Reaksi antara timbal (II) sulfat dengan larutan natrium iodida tidak
mungkin berlangsung bolak balik jika timbal (II) iodida yang terbentuk pada
reaksi tersebut dibuang atau dihilangkan dari sistem.
B. PERGESERAN KESETIMBANGAN
1. Asas Le Chatelier
Pada dasarnya, suatu reaksi kesetimbangan dapat
digeser ke arah yang kita kehendaki dengan cara mengubah konsentrasi salah satu
zat, dengan mengubah suhu, dan dengan mengubah tekanan atau volume gas.
Seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor luar tersebut terhadap
kesetimbangan, dapat diramalkan berdasarkan pemahaman terhadap azas Le
Chatelier yang dikemukakan oleh Henry Louis Le Chatelier (1850-1936)
berikut:
Jika terhadap suatu kesetimbangan dilakukan
aksi (tindakan) tertentu, maka sistem itu akan berubah sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi tersebut akan menjadi
sekecil mungkin
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
• Perubahan konsentrasi
– Jika salah
satu konsentrasi zat diperbesar, reaksi akan bergeser dari arah zat
tersebut
– Jika salah
satu konsentrasi zat diperkecil, reaksi akan bergeser ke arah zat
tersebut
•
Perubahan suhu
– Jika suhu
dinaikkan, reaksi akan bergeser ke arah reaksi endoterm
– Jika suhu
diturunkan, reaksi akan bergeser ke arah reaksi eksoterm
• Perubahan tekanan atau volume
– Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil),
reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih kecil
– Jika tekanan diperkecil (volume
diperbesar), reaksi akan bergeser ke arah jumlah mol gas yang lebih
besar
Penambahan katalisator
Suatu katalis akan mempercepat reaksi dengan
cara menurunkan energi aktivasi. Kehadiran katalis akan menurunkan energi
pengaktifan baik untuk reaksi maju maupun untuk reaksi balik, sehingga keduanya
mempunyai laju yang lebih besar.
Perlu diperhatikan bahwa dalam reaksi
kesetimbangan, adanya katalisator tidak mengakibatkan terjadinya pergeseran
kesetimbangan, tetapi hanya mempercepat tercapainya keadaan setimbang. Dengan
demikian, penambahan katalis dilakukan pada awal reaksi (sebelum kesetimbangan
tercapai) karena penambahan katalis setelah tercapai kesetimbangan tidak akan
ada gunanya.
C. TETAPAN KESETIMBANGAN
1. Hukum kesetimbangan
Pada tahun 1864 Cato Maximillian Gulberg dan
Peter Wage menemukan adanya suatu hubungan yang tetap antara konsentrasi
komponen dalam kesetimbang-an. Hubungan yang tetap ini disebut dengan hukum
kesetimbangan atau hukum aksi massa.
Hukum kesetimbangan:
“Hasil kali konsentrasi setimbang zat di ruas kanan
dibagi dengan hasil kali konsentrasi setimbang zat di ruas kiri, masing-masing
dipangkatkan dengan koefisien reaksinya, mempunyai harga tetap pada suhu tetap.”
2. Persamaan tetapan kesetimbangan
Secara umum, persamaan tetapan kesetimbangan untuk
reaksi:
mA + nB → pC + qD adalah:
[C]p [D]q
Kc = ------------
[A]m [B]n
Karena konsentrasi zat dinyatakan dalam
satuan molar (M), maka satuan Kc adalah:
Kc = M (p+q) – (m+n)
3. Menentukan Kc untuk reaksi kesetimbangan homogeny
Reaksi kesetimbangan homogen merupakan reaksi
kesetimbangan yang terdiri dari zat-zat yang wujudnya sama, yaitu berupa gas.
Perhatikanlah reaksi kesetimgangan berikut:
2H2 (g) + O2 (g) → 2H2O (g)
Maka harga Kc:
[H2O]2
Kc = --------------
[H2]2 [O2]
4. Menentukan Kc untuk reaksi kesetimbangan heterogen
Reaksi kesetimbangan heterogen merupakan
reaksi kesetimbangan yang terdiri dari zat-zat yang berbeda wujudnya. Wujud zat
tersebut bias berupa padat (s), gas (g), cair (l), dan larutan (aq).
Perhatikan beberapa contoh reaksi
kesetimbangan berikut:
a. 2H2O (l) → 2H2(g) +
O2 (g), maka harga Kc = [H2]2[O2]
b. CaCO3 (s) → CaO (s) + CO2
(g), maka harga Kc = [CO2]
Dari contoh-contoh diatas, yang dapat
dimasukkan dalam rumus Kc hanyalah gas (g) dan larutan (aq) saja.
Sedangkan padat (s) dan cairan (l) tidak diikutsertakan dalam Kc,
karena nilainya 1.
5. Hubungan Kc dengan persamaan kimia yang setara
Persamaan reaksi setara yang dimaksud adalah
beberapa persamaan reaksi kesetimbangan yang berasal dari satu persamaan reaksi
kesetimbangan. Beberapa persamaan reaksi kesetimbangan tersebut diperoleh
dengan mengalikan atau membalikan
persamaan reaksi kesetimbangan tertentu dengan suatu bilangan. Berikut ini adalah beberapa hal penting
mengenai tetapan kesetimbangan (K) :
• Harga K dipengaruhi oleh suhu
Apabila suhu tetap, maka harga K tetap.
Jika suhu berubah, maka harga K juga akan berubah.
– Pada reaksi endoterm, K berbanding lurus
dengan suhu
– Pada reaksi eksoterm, K berbanding terbalik
dengan suhu
• Harga K
merupakan ukuran seberapa banyak produk yang terbentuk pada kondisi setimbang
– Jika K > 1, maka hasil reaksi
pada kesetimbangan lebih banyak daripada pereaksi.
– Jika K < 1, maka hasil reaksi
pada kesetimbangan lebih sedikit daripada pereaksi
• Setiap
reaksi kesetimbangan mempunyai harga tertentu, yang dapat dibandingkan antara
satu dengan yang lainnya.
– Jika reaksi dibalik K menjadi 1/K
– Jika reaksi dibagi x K menjadi
– Jika reaksi dikali x K menjadi Kx
– Jika
beberapa reaksi dijumlahkan, semua harga K harus dikalikan
6. Tetapan kesetimbangan tekanan parsial (Kp)
Tetapan kesetimbangan untuk sistem
kesetimbangan gas selain dapat dinyatakan berdasarkan konsentrasi, juga dapat
dinyatakan berdasarkan tekanan parsial gas. Tetapan kesetimbangan yang
berdasarkan tekanan parsial gas disebut tetapan kesetimbangan tekanan parsial
gas atau dinyatakan dengan Kp.
7. Tetapan
kesetimbangan parsial gas (Kp) untuk reaksi kesetimbangan Heterogen
Sama halnya dengan reaksi kesetimbangan (Kc)
heterogen, reaksi kesetimbangan heterogen parsial gas (Kp) juga
merupakan reaksi kesetimbangan yang terdiri dari zatzat yang berbeda wujudnya.
Ketentuan perhitungan tetapan kesetimbangannya (Kp) sama dengan Kc,
yaitu hanya gas (g), dan larutan (aq) yang dimasukkan sedangkan padat
(s) dan cairan (l) tidak dimasukkan.
8. Arti tetapan kesetimbangan
a. Memberi petunjuk tentang posisi kesetimbangan
Pada tetapan kesetimbangan, Kc dan Kp
merupakan perbandingan konsentrasi atau tekanan parsial dari zat hasil
reaksi (ruas kanan) dengan zat pereaksi (ruas kiri) dalam keadaan setimbang.
1) Jika
nilai Kc dan Kp sangat besar, menunjukkan bahwa reaksi ke kanan berlangsung
sempurna atau hampir sempurna.
2) Jika
nilai Kc dan Kp sangat kecil, menunjukkan bahwa reaksi ke kanan
tidak berlangsung sempurna atau reaksinya hanya sedikit.
b. Meramalkan arah reaksi
Apabila ke dalam persamaan tetapan kesetimbangan,
zat-zat hasil reaksi dan zat-zat pereaksi yang dimasukkan bukan merupakan
keadaan setimbang, maka harga yang diperoleh disebut kuotion reaksi (Qc). Kuotion
reaksi merupakan perbandingan konsentrasi-konsentrasi yang bentuknya sama
dengan persamaan Kc.
Ketentuannya:
1) Jika Qc
< Kc, berarti reaksi akan berlangsung dari kiri ke kanan sampai
dengan tercapai keadaan setimbang
2) Jika Qc
> Kc, berarti reaksi akan berlangsung dari kanan ke kiri sampai
dengan tercapai keadaan setimbang
3) Jika Qc
= Kc, berarti reaksi dalam keadaan setimbang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar