Ada banyak asal usul
dari sebuah “hasil” salah satunya karena “keinginan / cita-cita” namun sebagian
ada karena “tidak sengaja” dan “bahkan karena keterpaksaan”. Seperti pepatah
lama “witing tresno jalaran soko kulino”.
Coba tanyakan pada orang tua kita, apakah mereka semua
berpacaran sebelum menikah, sebagian besar mereka “dijodohkan” lantaran nenek
moyang kita sebenarnya materai, dengan memanfaatkan dalil, “bibit, bobot,
bebet”. Mereka tidak sadar kalau sebenarnya ada diantara mereka sudah keturunan
ke-7, dan generasi berikutnya tak mungkin mewarisinya.
Benarkah jaman demokrasi ini lebih mudah dari jaman otoriter
orde yang lalu, sebagian akan mengatakan tidak. Apalagi ketika ada pilihan yang
begitu banyak dari gambar partai waktu pemilu. Banyak diantara kita malas
memilih apalagi menawar itulah yang menjadi salah satu alasan menjamurnya pasar
“swalayan” maupun pasar “keli / entek”.
Kita punya pilihan untuk menentukan hasil yang kita dapatkan
karena terpaksa atau suka cita, keduanya sebanding dengan beban tanggungjawab
yang harus kita pikul.
Kebebasan berbanding lurus dengan tanggung jawab,
kemerdekaan seharusnya sebanding dengan perubahan. Namun banyak dari para buruh
yang berunjuk rasa memintai kenaikan upah, mereka lupa ketika datang mengempit
map sambil renunduk …. Bukankah mereka
dengan suka cita untuk mengabdi, atau bahkan para politisi yang memohon untuk
dipilih namun setahun kemudian harus dipenjara.
Ada petuah dari para pendahulu “jabatan jangan kau minta
tapi kalau diberia harus diterima” mungkin ada yang menyebutnya malu-malu
kucing. Ada petuah lain yang berkebalikan “ jangan kau beri (pilih) orang yang
tidak meminta” karena mereka akan besar “kepala”.
Namun akan begitu indah ketika cita-cita itu menghasilkan
segala yang diharapkan, begitu elok pula ketika keterpaksaan itu berbuah
keberhasilan, “ada sisa kekampuan yang selalu dimiliki” namun entah sampai
dimana batasnya.
Tuhan telah kau kabulkan keinginanku, baik yang berasal dari
keterpaksaan maupun suka cita… bahkan sebagian Kau beri aku bonus. Tuhan aku
mohon lagi , berikan aku kesempatan untuk memenuhi panggilanmu ….. labaik
Allohumma labaik…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar