Jumat, 21 Oktober 2011

Terpaksa


Ada banyak  asal usul dari sebuah “hasil” salah satunya karena “keinginan / cita-cita” namun sebagian ada karena “tidak sengaja” dan “bahkan karena keterpaksaan”. Seperti pepatah lama “witing tresno jalaran soko kulino”.
Coba tanyakan pada orang tua kita, apakah mereka semua berpacaran sebelum menikah, sebagian besar mereka “dijodohkan” lantaran nenek moyang kita sebenarnya materai, dengan memanfaatkan dalil, “bibit, bobot, bebet”. Mereka tidak sadar kalau sebenarnya ada diantara mereka sudah keturunan ke-7, dan generasi berikutnya tak mungkin mewarisinya.
Benarkah jaman demokrasi ini lebih mudah dari jaman otoriter orde yang lalu, sebagian akan mengatakan tidak. Apalagi ketika ada pilihan yang begitu banyak dari gambar partai waktu pemilu. Banyak diantara kita malas memilih apalagi menawar itulah yang menjadi salah satu alasan menjamurnya pasar “swalayan” maupun pasar “keli / entek”.
Kita punya pilihan untuk menentukan hasil yang kita dapatkan karena terpaksa atau suka cita, keduanya sebanding dengan beban tanggungjawab yang harus kita pikul.
Kebebasan berbanding lurus dengan tanggung jawab, kemerdekaan seharusnya sebanding dengan perubahan. Namun banyak dari para buruh yang berunjuk rasa memintai kenaikan upah, mereka lupa ketika datang mengempit map sambil renunduk  …. Bukankah mereka dengan suka cita untuk mengabdi, atau bahkan para politisi yang memohon untuk dipilih namun setahun kemudian harus dipenjara.
Ada petuah dari para pendahulu “jabatan jangan kau minta tapi kalau diberia harus diterima” mungkin ada yang menyebutnya malu-malu kucing. Ada petuah lain yang berkebalikan “ jangan kau beri (pilih) orang yang tidak meminta” karena mereka akan besar “kepala”.
Namun akan begitu indah ketika cita-cita itu menghasilkan segala yang diharapkan, begitu elok pula ketika keterpaksaan itu berbuah keberhasilan, “ada sisa kekampuan yang selalu dimiliki” namun entah sampai dimana batasnya.
Tuhan telah kau kabulkan  keinginanku, baik yang berasal dari keterpaksaan maupun suka cita… bahkan sebagian Kau beri aku bonus. Tuhan aku mohon lagi , berikan aku kesempatan untuk memenuhi panggilanmu ….. labaik Allohumma labaik….. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar